Showing posts with label Novel. Show all posts
Showing posts with label Novel. Show all posts

Saturday

Mengenai Novel



Ada banyak buku yang mungkin paling dicari dan diminati didunia ini, dan salah satunya adalah jenis Novel. Buku yang tema utamanya adalah berdasarkan fiksi atau karangan semata yang umumnya mengisahkan tokoh-tokoh atau sebuah alur peran yang kompleks kehidupan sehari-hari, dan dapat menarik perhatian dan melahirkan nilai antusiasme para pembacanya. Novel mungkin 'bersaudara' dengan cerpen, namun isinya yang lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak.

Liburan kali ini setidaknya sudah menimbulkan impresi tersendiri, namun beberapa hari ini gue menginginkan sesuatu yang agak berbeda dari keinginan yang umumnya remaja seumuran gue inginkan dalam mengisi liburan. Gue ingin sebuah bacaan, yang... ya cukup untuk membuat gue melupakan matahari dan bulan sebentar dan berfokus pada sesuatu yang jarang sekali gue lakukan. Novel. Akhirnya setelah beberapa pertimbangan, gue memilih novel dan melakukannya dengan baik. Karena gue ngga mau buang-buang waktu untuk novel bergaya biasa dan klise seperti yang adik gue kadang tunjukin ke gue, jadi gue langsung memilih novel Twilight dan Harry Potter serta The Lord of The Rings yang generally disukai banyak orang dan lagipula gue udah pernah liat versi yang 'bergerak'-nya.

Di hari pertama gue berhasil melumat 235 halaman novel Twilight yang keluar pada tahun 2005 tersebut. Well, bukan hasil yang buruk buat gue, mengingat gue adalah tipikal orang yang mudah kebosanan terhadap sesuatu. Dan dalam 2 hari selanjutnya gue menamatkan volume pertama dari novel Twilight tersebut yang kurang lebih 518 halaman, dikurangi beberapa halaman cuplikan gambar dari filmnya. Melihat rekor gue tersebut, mungkin gue akan menamatkan Harry PotterAll series dalam waktu kurang dari sebulan. Mungkin bukan perkiraan yang akurat, tapi juga bukan merupakan planning absolut.

Dan ternyata ada kesan berbeda yang gue dapatkan dari beberapa halaman yang telah gue baca tersebut. Jika novel karya Stephenie Meyer tersebut lebih mendetail, tajam, dan mengamati hampir setiap gerak-gerik dan penampilan tokohnya, berbeda dengan novel Harry Potter karya J.K Rowling yang lebih 'easy-reading' dan lebih ringan untuk dimengerti. Apalagi untuk seri The Lord of The Rings, salah satu yang paling gue sukai dari ketiganya selain filmnya.

Cukup keren bisa menggunakan waktu untuk mencari tahu hal-hal yang menarik, berguna dan menghibur. Dan... mengenai novel Reborn of The Lights yang bahkan hampir belum setengah gue tulis itu, akan gue tulis kemudian. Untuk memikirkan lalu memutuskan hal yang berbeda dan tidak umum lebih kompleks itu memang butuh waktu. Tidak ada jalan pintas, karena manusia cenderung tidak mengahargai apa yang ia dapatkan dengan mudah. 

Happy Weekend! (:

Wednesday

Reborn of The Lights: Chapter 1 - Who's Me? Pg. 2

Tom, dulu bersikap sama seperti anak seumuranku. Bermain tanpa kenal waktu, ceria, dan sangat suka makan buah-buahan yang Ia ambil diam-diam dari kebun pamannya. Dan walaupun berat kuakui dia adalah salah satu pelari tercepat yang kami miliki di perkampungan ini. Dia saingan terberatku. Dan kami biasanya berlatih berlari cepat hanya untuk meloloskan diri apabila kami ketahuan mencuri dan kami tidak pernah tertangkap. Kami mengenakan sehelai kain untuk menutupi muka, karena sebagai pencuri yang disebut "profesional" yang Tom sebutkan dan entah apa maksudnya, kami tidak mau ada yang mengenali wajah kami tentunya.

   Kami sering menghabiskan waktu bersama didalam hutan, berburu apapun yang bisa diburu, burung, kadal, ikan, atau sekedar mencari ranting kayu untuk dijual dan mendapatkan uang tambahan untuk ditabung. Kata Tom dia akan bersekolah dauh dari perkampungan kami, dan dia ingin aku ikut dengannya. Bersekolah bersama.

   Well, aku sendiri tidak tau apa tujuan bersekolah, yang aku mau hanyalah memakan lebih banyak semangka yang Ia dapatkan dari kebun pamannya hingga perutku tak mampu lagi menyimpan didalam sana waktu itu.

   Pada sore hari kami sangat senang bermain bola kaki disebuah lapangan yang memang sangat dirawat untuk acara-acara tertentu dikampung kami. Dan saat tidak sedang digunakan, kami menggunakannya untuk bermain. Lalu melihat matahari terbenam atau Tom lebih senang menyebutnya "sunset". Katanya, itu hanya kata lain dalam bahasa inggris. Aku tidak terlalu perduli, selain dengan pesona benda bulat menyilaukan bersinar oranye yang kulihat akan masuk kembali kedalam lautan.

   Kadang Ia bisa sangat menjengkelkan sebagai teman, namun Ia bisa sangat bijak seperti layaknya kami bersaudara. Kami memang bersaudara, secara semangat dan kesamaan menurutku. Namun tidak secara pertalian darah. Dia hanya anak tetangga yang menempati rumah lebih mewah dari biasanya di perkampungan kami, yang jaraknya tak begitu jauh dari rumahku. Dan paling aku suka dari rumahnya adalah: bahwa aku suka dengan gadis bernama Eve yang juga tinggal dirumah itu. Dia bak malaikat, namun berpenampilan sederhana, tidak sama seperti apa yang telah diceritakan Ibuku.


Reborn of the Lights - Dedi K


Saturday

Reborn of The Lights: Chapter 1 - Who's Me? Pg. 1

Terdengar kabar bahwa sebuah perang telah selesai dan perdamaian telah dideklarasikan. Terdengar kabar bahwa semua prajurit yang ikut berperang diperbolehkan pulang setelah mendapatkan penghormatan dan penghargaan. Terdengar kabar bahwa pemimpin telah menemukan jalan yang lebih baik dari sekedar berperang dan masyarakat akan mendapatkan kemakmuran. Bahkan juga terdengar kabar bahwa yang selamat dalam perang akan diberi ganjaran yang besar untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh untuk keluarga.

   "...Tapi... Sampai terdengar kabar ini, Ibumu pun tidak mengetahui dimana perang itu dimulai dan dimana pula diakhiri? dan Ibumu juga tidak tau apakah Ayahmu yang ikut dalam perang tersebut akan membawa oleh-oleh untuk dia dan dirimu...?! "

   " Ya, aku pikir begitu..." jawabnya singkat, setelah menghela nafas beberapa saat. Tatapan matanya kosong.

   Aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi. Maksudku, kenapa manusia harus saling berperang, membunuh dan menindas. Bukankah kita sama--sama diciptakan dari jati diri paling kuasa dan agung di muka bumi dalam sebuah perbedaan? Tanpa perbedaan, dunia akan terasa sangat-sangat membosankan. Ya, aku rasa begitu. Apa enaknya tinggal dunia yang membosankan, seperti kau harus melihat sesuatu yang persis sama setiap hari. Tiada tantangan hidup, tiada keseruan dari bagaimana kita menyikapi perbedaan.

   Temanku ini adalah orang-orang yang paling pendiam yang pernah aku temui. Dia jarang sekali berbicara, bahkan saat dengan Ibunya. Begitu yang aku tau.

   Air wajahnya selalu saja terlihat datar dan tanpa ekspresi, namun sisi baiknya dia adalah teman yang paling baik dan paling mengerti soal kondisi dan situasi. Dia tau bagaimana harus bertindak jika menghadapi sesuatu, jenis apapun itu. Dari hanya sekedar masalah jual-beli atau bagaimana melerai perkelahian antara teman-teman yang keras kepala.

   Dia adalah anak dari seorang Jenderal angkatan bersenjata "ELITE", begitu cerita Ibunya padaku. Sedangkan Ibunya sendiri sepeninggal Ayahnya berperang itu menjadi pedagang disebuah pasar rakyat. Dari wajah sang Ibu, terlihat banyak menanggung beban memikirkan semua tentang mereka, Ayahnya, dia dan dirinya sendiri serta keberlanjutan kehidupan mereka dimasa yang akan datang. 

Dan anak laki-laki yang aku ceritakan ini bernama, Tom. Tom Mikael.

Reborn of The Lights - Dedi K