Tuesday

Surat Cinta untuk Ibunda Rita (Bupati Kutai Kartanegara)



Assalamualaikum wr.wb
Ibu bupati yang terhormat,
kami dulu begitu mengidolakan ibu, karena ibu adalah sosok perempuan pertama yang mampu manjadi anggota DPRD Tenggarong (Kukar), dan manjadi Bupati wanita pertama di Tenggarong,  kami yakin, kalau ibu bisa membawa nama perempuan dan kepentingan perempuan diutamakan dengan baik.
Tapi ternyata kami kecewa sama ibu, janji -janji ibu dimana, dengan mempertahankan tenaga honor di kukar, ibu seperti kacang yang lupa kulitnya, bukankah disaat ibu melakukan orasi untuk naik menjadi bupati, bendera honor selalu berkibar untuk mendukung  ibu.

Ibu begitu mudah, mencerai beraikan jiwa nasional kami untuk Kukar,  kami bertahun-tahun kerja sebagai tenaga honor, hanya karena kepentingan dan bahasa elit politik yang bilang “takut mengaji kami’ karena kami adalah sebuah kesalahan.
Astagfirullah bu, jangan seperti ini. Kami mencintai Kukar, banyak dari teman-teman kami sebagai Mahasiswa lulusan terbaik Pasca sarjana Universitas Mulawarman samarinda, khusus ingin mengabdikan diri kemajuan untuk Kukar, tapi apa yang kami dapatkan, kami dirumahkan, bahasa halus dari pemecatan. mengapa seperti ini bu? kami tidak marah bu. Kami hanya ingin ibu bersikap adil. Belum lagi, sahabat-sahabat kami, yang hampir 4 tahun bekerja di Desa-Desa pedalaman Kukar, harus diberhentikan, padahal pekerjaan itu adalah pekerjaan pokoknya. Sudah banyak air mata yang mengalir beriringan dengan aliran sungai mahakam ke Kota. Hanya saja ibu tak pernah menyadarinya.

Ibu sayang, ibu pernah mampu, bermilyaran membayar bantuan untuk Warga Yogya saat gunung Merapi meletus, serta membayar atraksi tahun baru terdasyat di Kalimantan dengan memecahkan rekor muri dengan kembang api terbanyak serta mendatangkan  grup Slank menghibur tenggarong, tapi ibu merasa takut untuk memberi makan anak-anak ibu sendiri di kota Kutai tercinta ini,di negara Indonesia ini, Kami ini bukan musuh ibu. Kami ini anak-anak ibu, yang nanti di akhir zaman, akan di mintai pertanggung jawaban ibu atas mengurus kami.

Ibu Rita yang terhormat,
kami tidak peduli dengan kata-kata, selentingan yang mengatakan ibu adalah sebuah boneka Kukar, yang gampang di jadikan wayang staf-staf ahli maupun pihak2 yang tidak berwenang sebagai dalangnya, kami hanya ingin ibu bisa berdiri di depan kami, membela kami, membantu kami,,  ibu adalah ibunda kami, janganlah bersikap zalim seperti ini. Karena Tuhan tidak pernah diam. Karena ciri-ciri seorang pemimpin yang baik ialah dia berani membantu rakyatnya. Berbicaralah bu!, jangan takut dengan ketidak adilan ini. Kami masih percaya sama ibu Rita. Mohon jangan zalimi kami bu.

Apakah ibu mau, kami bersifat anarkis? karena selama ini demo-demo tenaga honor selalu adem ayem, apakah ibu mau, kami memasang bom, atau ledakan-ledakan di depan kantor Bupati, baru ibu bisa mendengarkan kata-kata kami. mengapa harus seperti itu ibu. Jangan tutup mata dan telinga ibu, kami masih disini bu, perut kami kelaparan bu,, kami butuh pekerjaan. Tolong selamatkan kami bu, sebelum Azab Allah membungkam kota tercinta, Kutai Kartanegara.

Ibu Rita yang kami kagumi,,
Jadilah pemimpin yang arif bu, perbaiki masa lalu, songsong masa depan dengan menanam benih kebaikan. Karena Hanya “orang bodoh yang mengira kekuasaan dan harta bisa membuat dia bahagia” itu sebuah kutipan di baju putih milik joger. Kami harap ibu bisa paham dan mengerti ketidak puasan kami akhir-akhir ini.
Wassalamualaikum Wr Wb.

Kami, anak-anak ibu di tanah Kutai Kartanegara.
Kalimantan Timur, Indonesia.

sumber: http://politik.kompasiana.com/2011/02/03/surat-cinta-untuk-ibunda-rita-bupati-kutai-kartanegara-339370.html

Surat Terbuka Untuk Bupati dan Wakil Bupati Gresik



Selamat Pagi Bapak-Bapak yang terhormat…
Semoga Bapak-Bapak selalu dalam lindungan Allah SWT dan diberi kekuatan Iman sehingga mampu menjalankan amanah tanpa ganguan nafsu kekuasaan…

Amien…

Mohon maaf Bapak-bapak apabila saya lancang menulis surat ini, tidak lain saya lakukan ini dalam rangka memenuhi kewajiban saya sebagai sesama muslim, saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran…
sebelumnya, saya ucapkan selamat atas kemenangan SQ, semoga SQ mampu menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya…
Bapak-bapak yang terhormat, alhamdulillah pada tgl 19 November kemarin telah dibuka pendaftaran CPNS untuk wilayah Gresik, dan untuk daerah lain tentunya…

Seperti halnya tradisi yang ada, pendaftaran CPNS selalu di perebutkan ribuan peserta. hal ini tentu dengan asumsi bahwa pekerjaan sebagai PS adalah pekerjaan yang nyaman dan menjanjikan.

Besarnya minat itulah yang kemudian dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab dengan menjanjikan dapat meloloskan sebagai CPNS dengan imbalan tertentu. Dan yang lebih jelek lagi adalah isu-isu adanya calon-calon titipan dari orang-orang tertentu atau bahkan pejabat-pejabat tertentu.
Saya yakin, Bapak-bapak tidak setuju bahkan mengecam tindakan tersebut. Saya yakin bahwa bahwa Gresik mulai saat ini dan ke depan tidak lagi menggunakan cara-cara yang tidak semestinya. Dan saya yakin pemimpin-pemimpin Gresik akan amanah dalam hal ini.
ya, itu adalah harapan saya bagi Gresik…harapan saya sebagai rakyat Gresik, dan harapan saya agar Gresik lebih “berhias iman” untuk hari-hari mendatang…

Semoga harapan-harapan saya dan mungkin harapan sebagian masyarakat itu bisa difasilitasi dan mendapat sentuhan kekuasaan Bapak-bapak agar calo-calo CPNS atau titipan-titipan dalam CPNS tahun ini berkurang..

Sekedar informasi, Saya saat ini adalah CPNS di KPU Kota Pasuruan, dan alhamdulillah saya masuk dengan jalur yang normal. Yang paling mengganggu bagi saya adalah pertanyaan-pertanyaan tentang berapa rupiah yang harus saya setor sehingga saya lulus CPNS, dan siapa kenalan atau saudara saya di lingkungan KPU sehingga saya bisa lulus. miris hati saya ketika muncul pertanyaan tersebut. Bahkan ada yang mengklaim kalau tidak mungkin masuk kalau tidak pakai suap dan koneksi. Saya mengasumsikan itulah gambaran masyarakat tentang PNS masa-masa sekarang…
Sebagai informasi pula (dan saya yakin Bapak-bapak lebih tahu kondisi di lapangan..), tahun lalu istri saya mengikuti tes CPNS di Gresik. Mertua Saya sempat ditawari agar istri saya bisa lulus. Gratis. Karena memang untuk balas budi. Alhamdulillah kami tidak tergoda, meskipun harus menerima bahwa istri saya tidak lulus.

Tapi yang menjadi pikiran saya, seperti itukah model rekruitment di Gresik?? semoga saja itu hanya sebagian kecil..
Lagi-lagi saya yakin bahwa tahun ini, tidak ada lagi calo-calo atau titipan-titipan pejabat dalam rekruitment CPNS di Gresik. semoga Bapak-bapak berdua masih memegang amanah dalam menjalankan tugas-tugasnya.
Masyarakat sesungguhnya tidak tahu, tapi Allah SWT Maha Tahu, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.

Akhirnya, hanya ini yang bisa saya lakukan untuk Gresik. meskipun saat ini saya tinggal di pasuruan, tapi Gresik merupakan Kota Kelahiran saya dan sebagian besar keluarga saya tinggal disana. dan saya merasa ikut memiliki Gresik.
Semoga Kita semua diberi kekuatan Iman sehingga mampu menjalankan Amanah kita masing-masing.

terima kasih atas perhatiannya…
Wassalamualaikum Wr., Wb


Moh Ilyas Purwo Agomo
Gg. Lebar 20 Sedagaran Sidayu Gresik
081803201180

sumber: http://purwoa.wordpress.com/2010/11/23/surat-cinta-terbuka-buat-bupati-dan-wakil-bupati-gresik-1/

Surat Cinta untuk Ibu Bupati Kendal


Karena saya berharap engkau dicintai Allah, maka saya menasihatimu
Karena saya berharap engkau tidak dimurkai Allah, maka saya mengingatkanmu
Ibu Bupati Kendal yang baik, saya baca berita, engkau mengatakan “PSK adalah pahlawan keluarga, karena mereka bekerja untuk menghidupi keluarga. Dalam kondisi itu, tidak manusiawi kalau tempat pelacuran ditutup.” Begitu katamu..
Menurut saya, pendapatmu itu lahir dari cara pandang yang keliru. Sebagai muslimah apalagi berjilbab, tentu engkau pun rajin shalat rutin mengaji dan menjalankan kewajiban agama lainnya, semestinya salah kaprah memahami kata PAHLAWAN bisa dihindari. Sebagai pejabat tinggi, makna pahlawan harusnya tidak asing bagimu.
Benar, siapa pun yang ‘menghidupi’ keluarga adalah pahlawan. Namun, apakah menghidupi keluarga harus dengan cara melacurkan diri? Sebagai seorang wanita dan seorang ibu mestinya hal mendasar ini sudah cukup menoreh hatimu. Lagipula bukankah hanya hak Allah saja untuk menghidupi makhluknya? Bila kita khilaf bahwa soal rezeki ada dalam hak prerogatif-Nya. Sementara berzina jelas diharamkan-Nya.
Tempat pelacuran ditutup tidak manusiawi katamu ibu? Duh… Bagaimana bisa seorang wanita terhormat sepertimu bisa alpa dari makna KEMANUSIAAN. Ibu yang shalihah insya Allah, coba ibu tanyakan kepada wanita-wanita yang terpaksa menjadi PSK itu, apakah mereka melacurkan diri karena dorongan kemanusiaan? Maaf, atas dasar KEMANUSIAAN, mereka tidak tega membiarkan para lelaki hidung belang kehilangan curahan birahi syetaninya?
Allah…
Ibu yang menjadi panutan semua warganya termasuk kaum wanita dan anak-anak gadis remaja, Maaf, sekali lagi maaf, bilakah ibu menjadi seorang pelacur, dan dengan itu ibu mampu menghidupi keluarga, banggakah ibu digelari pahlawan keluarga!?Atau, saat tempat yang biasa digunakan buat ibu melacur ditutup, terlukakah rasa kemanusiaan ibu?
Ibu yang baik, jelas. Kemiskinan bukanlah disebabkan oleh ditutupnya lokalisasi pelacuran. Untuk yang satu ini, terpaksa saya harus mengatakan bahwa ibu mengalami sesat fikir yang kronis. Apalagi itu diderita oleh seorang pemimpin yang semestinya cerdas dan bijak dalam berfikir dan bertindak. Karena setiap keputusan ibu akan berkaitan dengan hajat hidup orang banyak.
Pun, merebaknya penyakit kelamin. Bukan disebabkan ditutupnya lokalisasi. Justru tanggungjawab ibu lah sebagai pemegang kekuasaan untuk mengangkat derajat mereka dari jurang kehinaan dengan menyiapkan lapangan kerja yang layak serta membimbing aqidah dan moral mereka. Bukannya dengan melegalkan lokalisasi pelacuran.
Bu, tidak ada seorang pun wanita yang masih memiliki nurani rela dan ikhlas menjadi pelacur. Sebagaimana ibu siratkan sendiri bahwa keadaanlah yang memaksa mereka melakukan itu. Kenapa solusinya ibu berikan sesuatu yang sebenarnya tidak diinginkan oleh para PSK itu?
Apakah ibu rela, mungkin ada anak perempuan ibu yang tergoda atau digoda untuk main-main ke lokalisasi lalu terjerumus dan menjadi pelacur di sana? Anak laki-laki ibu yang tergoda lalu menginap di sana? Akan ibu katakan, ah biarkan saja kan itu pilihan mereka? Sebagaimana ibu membiarkan saja lokalisasi itu hadir di Kendal karena para PSK ‘membutuhkannya’.
“Bisa saja menutup tempat pelacuran, tapi PSK-nya harus diberi pekerjaan dulu,” tegas Bupati.
Begitu katamu ibu? Terus? Ya siapkanlah lapangan pekerjaan. Ibu yang punya wewenang. Dalih setelah merekadiberikan keterampilan lalu sepi pelanggan dan kembali lagi ke praktek asusila itu bukan alasan untuk tidak menutup lokalisasi. Selain keterampilan, mereka juga perlu pendampingan, dicarikan pelanggannya, dibuka peluang pasarnya, diberikan modal pengembangan usahanya, dsb. Itu kan tugas pemerintah. Tugas IBU
“Pernah saya tanya kepada para PSK. Kenapa kembali ke lokalisasi? PSK itu menjawab karena kesulitan mencari pelanggan. Sementara kalau dia menjadi PSK, sehari bisa mendapat lima pelanggan,” tambahnya dengan tawa kecil.
Maaf, menjijikkan sekali perkataan ibu itu. Ibu telah merendahkan derajat kaum wanita. Termasuk ibu di dalamnya. Tawa kecil ibu, bila saya lihat langsung, mungkin saat itulah saya bisa menyaksikan senyum sinisnya IBLIS untuk pertama kali. Maaf..
Untuk itulah, engkau berencana akan mengganti slogan “Kendal Beribadat” menjadi “Kendal Hebat”. Slogan “Kendal Beribadat” menurutmu sudah tidak sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat Kendal.
Astaghfirullah, Ibu insyaflah dan bertaubatlah. Slogan yang sungguh bagus itu diganti dengan slogan yang umum saja? Sungguh disimpan dimana imanmu ibu?
Karena alasan di Kendal masih ada tempat pelacuran lalu digantilah slogan Kendal beribadat. Miris sekali. Analoginya, bila di Kendal  masih ada pecandu narkoba, jangan haramkan narkoba. Bila di Kendal masih ada yang suka minum miras, janganlah miras itu dilarang. Bila di Kendal masih ada yang hobi korupsi, janganlah koruptor itu dihukum. Bila di Kendal masih ada yang menentang agama, janganlah orang itu disalahkan. Salahkan saja agamanya, begitu?
Wal’iyadzu billah
“Kalau nanti slogannya diganti dengan ‘Kendal Hebat’, bisa memotivasi orang Kendal untuk bisa menjadi orang hebat. Sebab, orang hebat bisa memilih mana yang baik dan mana yang tidak,” cetusnya.
Hmm.. jadi “slogan beribadat” di kendal saat ini tidak membuat warga kendal termotivasi untuk ahli ibadah. Wahai warga Kendal, benarkah? Kalian bukan ahli ibadah, artinya kalau bukan ahli ibadah, kalian ahli maksiat. Kata ibu kalian
Benarkah? Mestikah? Orang Hebat secara otomatis akan mampu memilih mana yang baik dan mana yang tidak? Ah ibu.. Pasti sekolah ibu sudah tinggi, oleh karenanya terpilih menjadi Bupati. Pasti tingkat kecerdasan ibu di atas rata-rata warga Kendal, sampai-sampai ibu mampu memimpin rakyat satu kabupaten. Pasti ibu HEBAT, hingga mampu memilih bahwa membiarkan pelacuran adalah jalan terbaik bagi kaum wanita di Kendal dan mereka layak diberikan penghargaan sebagai PAHLAWAN KELUARGA. Wah, ibu HEBAT
Ibu.. maaf, kalau nada surat ini kadang meninggi. Itu hanya ungkapan betapa saya mencintai ibu. Cinta ini membuat saya cemburu kepada para pelacur, Germo, cukong-cukong, dan lokalisasi pelacuran yang lebih ibu cintai daripada saya. Tapi siapa saya?
Namun saya sangat yakin, ada banyak warga ibu di Kendal terutama kaum wanitanya yang terhormat bersuara lebih keras daripada surat saya ini.
Ibu yang semoga dirahmati Allah karena keinsyafan ibu, surat cinta ini saya cukupkan sekian, akan ada banyak surat-surat cinta lain melayang ke meja ibu, asli dari rakyat Kendal yang lebih mencintai ibu daripada saya.
Salam hangat untuk seluruh warga Kendal, juga saudara-saudaraku, mbak-mbak yang terpaksa melakukan praktik asusila, sampaikan suara hati kalian kepada ibu kita Bupati Kendal agar beliau mengerti apa yang sebenarnya suara hati kalian. Karena saya yakin, pandangan beliau itu bukan mewakili kalian….
Selamatkan beliau dengan cinta kalian kepada ampunan Allah dan ridha-Nya
Ibu Widya, amanah yang ibu emban saat ini, adalah ladang amal untuk bernanyak beramal shalih bekal akhirat. Sebelum diambil, pastikan ibu tidak merampas dan mengkhianati hak Allah, hak manusia, hak undang-undang, dan hak keluarga ibu sendiri..
Wildan Hasan
Warga pinggiran kali Bekasi

sumber: http://www.islampos.com/surat-cinta-untuk-ibu-bupati-kendal-95372/

Saturday

Surat Terbuka Para Fotografer: KAMI SENANG IBU ANI MENCINTAI FOTOGRAFI


Selamat malam Bu Ani, Kakak saya seorang penggila fotografi. Tadi sore dia, dan teman-temannya yang juga gemar fotografi, menelurkan banyak ide keren sebagai ekspresi dari dukungan mereka terhadap hobi Ibu. Mereka bangga punya Ibu Negara yang cinta fotografi. Izinkan saya untuk meneruskan ide mereka dalam bentuk tulisan, kayaknya dari mereka belum ada deh yang sampaikan hal ini ke Ibu. Mereka mungkin malas tulis surat ke Ibu karena mereka terbiasa bicara pakai gambar, bukan pakai tulisan, yahh….. Namanya juga fotografer, Ibu paham ?
Saya paham bahwa fotografer biasanya punya interest yang spesifik. Fotografer yang satu mungkin penggemar berat human interest, sementara yang lainnya fokus ke pemotretan konser. Fotografer lain tergila-gila memotret bangunan sedangkan temannya amat menggemari  foto bertema sport. Tapi ga papa ya Bu, saya tetap  teruskan gagasan-gagasan kakak saya dan teman-temannya. Namanya juga ide atau saran, ngga perlu diterima walau banyak yang menarik. Idenya  terbagi-bagi dalam beberapa kategori, saya ngga  ngerti  fotografi jadi  kalau pemilahan kategorinya tumpang-tindih, maaf ya, Bu.
1.Kategori Nature
Cukup naik mobil, Ibu bisa memotret banjir di Kampung Melayu, Pluit, Grogol, Bekasi. Pastikan Ibu pakai celana panjang karena di banyak area Ibu harus manjat-manjat. Ada tempat yang tinggi airnya 2 meter, pasti itu sangat menarik untuk dijadikan obyek foto. Pastikan pakai  slow speed ya Bu jadi banjirnya terlihat dramatis layaknya air terjun.
Sub kategori berikut hanya bisa dicapai dengan  pesawat. Daripada nanti ada yang nyindir,”Ibu memotret perginya pake duit negara atau duit pribadi ?”, lebih baik beli tiket promo aja Bu pakai uang sendiri. Ini masuk kategori  nature  juga, Ibu bisa memotret longsor dan tsunami kecil di Menado dan  gempa di Sinabung.
2.Kategori Human Interest
Ini murah Bu, tidak usah khawatir ditanya sinis,”Ibu memotret pake duit negara atau duit pribadi ?” Foto kategori ini bisa dilakukan di tempat yang sama dengan pemotretan kategori nature. Coba Ibu foto dari jarak dekat para kakek dan nenek yang rumahnya longsor. Keriput mereka pasti sangat menarik. Air mata para ibu yang anaknya meninggal di Sinabung juga  indah.  Ibu macroin aja. Air mata mungkin penampakannya akan  seperti balon yang berayun dan keriput bisa jadi akan terlihat  seperti akar tanaman.Oh ya, saya lupa, Ibu juga bisa memotret para tukang ojek yang penghasilan hariannya nyaris nol karena hujan terus dan tak bisa bawa penumpang. Tukang gorengan, tukang bakso keliling, yah…Pokoknya mereka yang “kerja hari itu untuk makan hari itu”, pasti bagus dijadikan obyek foto Ibu. Jangan lupa untuk memotret para seniman tua yang hidup dibelit utang rumah sakit namun mereka juga tak kunjung mati karena ketakutan  saat memikirkan biaya pemakaman yang terus membukit. Muka mereka yang sedih…Kecewa…Marah karena terlupakan…Itu obyek  foto yang bagus. Full karakter, Bu.
3.Kategori Sport/Action.
Di sini Ibu bisa santai karena waktunya panjang, nembakin tukang bunga aja bisa 19 jam jadi Ibu bisa ganti-ganti spot sekaligus ganti-ganti  lensa. Ibu bisa pakai tele,  wide lens, terserah.  Peluru waktu keluar dari senjata juga bisa dimacroin ya, Bu. Selain itu Ibu juga bisa memotret para atlet yang kini sudah tua dan takut mati karena biaya pemakaman mahal sekali. Foto mereka saat berjaya pasti ada namun gambar terakhir mereka saat terbaring lemah mungkin belum ada, lho. Mungkin mereka anti difoto karena mereka sekarang demikian rapuh. Nah, kalau Ibu Negara yang mau memotret, mereka otomatis ngga bisa menolak. Ibu bisa memotret mantan atlet angkat berat sedang mengangkat barbel 0,5 kg, di dipannya yang sudah reyot, misalnya.
4.Kategori Portrait atau Modelling:
Ibu bisa ke KPK. Banyak loh muka muka ganteng dan cantik yang bisa Ibu jadikan model, apalagi pas mereka memakai baju tahanan, pasti keren  soalnya  kami-kami yang nyari duit halal nggak bisa pakai baju begitu. Oh ya Bu, saya bisa titip pesanan foto ya Bu ? Tolong fotoin  tas dan bajunya Atut ya Bu. Saya penasaran, kata majalah Tempo, dia kerap kali  pas  keluar dandanannya minimal 1 milyar.
5. Kategori candid:
Ibu bisa foto candid orang tua yang sedang menangis karena anaknya terbawa banjir atau  menteri yang lagi ngopi-ngopi  sambil bersenda gurau dengan cucu seraya nonton banjir di TV. Pilihan lain adalah petugas bendungan Katulampa yang sudah belasan jam memantau ketinggian air, ninggalin anak dan istri di rumah yang mungkin sedang kebanjiran.
6. Kategori Landscape
Ibu bisa foto sawah yang tersapu banjir atau rumah yang hancur kena longsor di kaki bukit. Pastikan Ibu bawa ajudan yang banyak untuk membantu menjadi mata Ibu. Kalau beruntung, Ibu atau ajudan Ibu mungkin akan melihat hewan langka terseret arus  karena longsor yang disebabkan hutan dijadikan real estate. Nah, klik ! ibu langsung potret, deh. Pasti dihargai mahal oleh National Geographic.
7.Kategori Arsitektur
Ibu bisa foto gedung-gedung atau rumah yang hancur karena longsor atau bencana lainnya. Gambar gedung sebelum musibah hampir pasti ‘kan ada,ya. Suatu saat bangunan itu akan diperbaiki,nah..Komplet ‘kan. Jadi ada foto “Sebelum Musibah”, “Selagi Musibah”, dan “Sesudah Musibah”. Pastikan Ibu masuk ke rumah-rumah para tukang becak, satpam ruko. Betapa efisiennya mereka menggunakan lahan:Satu rumah berukuran 6m  x 6m bisa menampung 14-15 orang, di dalamnya ada ruang tamu merangkap ruang makan. Tempat tidur merangkap ruang tengah. Kamar mandi merangkap ruang cuci. Kelak, foto-foto  ini bisa Ibu jadikan alat untuk mendukung proyek penghancuran  taman untuk alih fungsi sebagai apartemen.
Oh ya, itu di atas semuanya obyeknya orang lain ya ? Ibu sudah bekerja sangat keras, memberikan sumbangsih tak ternilai bagi dunia fotografi Indonesia. Jadi, ada bagusnya, atas nama hadiah bagi diri sendiri, Ibu juga mengambil foto berikut:
8.Kategori Selfie
Ibu bisa memotret diri Ibu saat sedang di kamar hotel di Bali, ketika sedang makan bersama dengan para tamu negara, waktu bermain dengan cucu-cucu, lagi menghirup teh hangat di tengah dingin yang menusuk, atau pas lagi mengunyah pasta di tengah pesta.
Ibu,
Saya rasa ide-ide kakak saya dan teman-temannnya patut diapresiasi. Saya bangga mengenal mereka. Saya bangga mereka punya kreativitas  dalam berkesenian yang demikian memukau. Sebagai ibu negara, karena mereka adalah rakyat Ibu, pastilah ibu lebih bangga lagi. Selamat, Bu !
20 Januari 2014
Jam 20.48 WIB

Surat Terbuka Salah Satu Korban Bencana Sinabung Untuk Ibu Negara


Surat terbuka kepada ibu negara yang berjudul “Instagram untuk Ani Yudhoyono dari Vita Sinaga-Hutagalung Korban Sinabung”, pada awalnya di-posting pada layanan situs Kompasiana dengan link : http://politik.kompasiana.com/2014/01/19/instagram-untuk-ani-yudhoyono-dari-vita-sinaga-hutagalung-korban-sinabung-628903.html .
Namun artikel yang ditulis oleh akun Ninoy N Karundeng (terverfikasi) itu tiba-tiba dihapus oleh pihak Kompasiana.
Berikut isi Surat Tersebut:
Instagram untuk Ani Yudhoyono dari Vita Sinaga-Hutagalung Korban Sinabung
Yth. Ibu Ani Yudhoyono, nama sahaya Vita Sinaga-Hutagalung, satu dari puluhan ribu korban letusan Gunung Sinabung yang letaknya di Sumatera, bukan di Jogjakarta atau Magelang. Sahaya ingin sekali menuliskan dan melukiskan Sinabung lewat jepreten tustel seperti Ibu Ani lewat telegram, eh, Instagram. Atau melukiskan keindahan derita Sinabung dengan mengabadikan jepretan kamera dan menampilkan di Instagram. Namun, apa daya. Kami para pengungsi tak memiliki apa-apa lagi.
Ibu Ani yang cantik jelita bulat mukanya, surat ini sahaya tuliskan menjelang kedatangan Bapak Susilo Bambang Yudhonono – suami dan presiden Ibu Ani ke Tanah Karo. Sahaya dengar dan yakin Ibu Ani sangat berperan menentukan kebijakan negara Indonesia, sama halnya para koruptor yang selalu disetujui dan didukung oleh para isteri mereka. Sahaya dengar dari wartawan yang selalu datang ke mari selama enam bulan ini, bahwa Ibu Ani aktif sekali di dunia maya ya Ibu Ani. Kata para wartawan Ibu Ani hobby sekali main Instagram, Twitter dan Facebook.
Ibu Ani yang cantik bulat menarik hati, katanya Ibu bahkan senang sekali mengabadikan apapun. Bahkan bisa juga Ibu Ani ribet mengurus Instagram dan main tustel. Itu adalah aktivitas sangat positif sebagai Ibu Negara. Aktivitas Ibu Ani bermanfaat untuk bangsa dan negara Indonesia. Di situlah kedekatan rakyat sampah jelata dengan para pejabat dan istri pejabat tinggi yang menjulang ke langit ketujuh dapat terjembatani.
Ibu Ani, dengan aktivitas Ibu Ani di Istagram, maka kami sebagai korban Gunung Berapi Sinabung telah tertolong. Dengan melihat kebahagiaan Ibu Ani, Anissa Pohan – yang menjuluki Ibu Ani sebagai mertua terbaik di dunia dan akhirat, cucu-cucu yang cantik dan gagah menarik, Ibas yang berenang dengan baju mau menyelam padahal di kolam renang dangkal, lalu ke pantai dengan memakai batik resmi, itu pertunjukan yang mampu memberikan kebahagiaan buat kami.
Ibu Ani, kami para pengungsi tak membutuhkan apapun selain gambar-gambar di Instagram. Kami tak butuh tanah pertanian yang telah rusak untuk direhabilitasi. Kami tak butuh makanan. Kami tak butuh obat-obatan. Kami tak butuh selimut. Kami tak butuh pembalut wanita. Kami tak butuh pakaian. Kami tak butuh tempat tinggal karena tempat tinggal kami ya di 59 tempat pengungsian selama enam bulan ini. Kami pun tak butuh apa-apa selain melihat dan menonton foto-foto kebahagiaan Ibu Ani sekeluarga melalui Instagram. Instagram Ibu Ani adalah kebahagiaan kami.
Ibu Ani yang cantik jelita dengan muka bulat sempurna. Dari muka Ibu kami tahu Ibu adalah orang paling baik di Bumi, Langit dan Surga nanti. Untuk itu, kami sebagai warga negara merasa puas dan senang berbagi melihat kebahagiaan keluarga Ibu Ani. Sementara di pengungsian ini, kami selama enam bulan, merasakan kurang makan, kurang tidur, kurang nyaman dan kurang kebahagiaan – namun sekali lagi, melihat kebahagiaan keluarga Presiden RI, kami sudah kenyang dan berbahagia. Sudah selayaknya sahaya dan rakyat melayani pejabat dan orang besar serta penguasa. Maka, biarkanlah kami di Tanah Karo dan Sinabung menikmati pengorbanan sebagai hamba kepada penguasa.
Ibu Ani yang terhormat, bolehlah sahaya pesankan kepada Ibu agar memberi tahu Bapak Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhyono, suami Ibu yang besar badannya itu, untuk (1) jangan menetapkan bencana Sinabung sebagai bencana nasional, agar kami tak mendapatkan bantuan berskala nasional, (2) jangan kami diberi bantuan apapun karena kami bangsa Indonesia dan Batak akan pergi ke saudara-saudara kami untuk mencari kehidupan – itu yang banyak diperhatikan bahwa bangsa Batak memiliki kekuatan sendiri, (3) biarkan kami tetap di pengungsiaan selama-lamanya, (4) jangan Ibu Ani hentikan kegiatan main tustel, kamera standard professional seharga Rp 250 juta, untuk menampilkan foto-foto Ibu Ani, Annisa Pohan – anak koruptor bernama Aulia Pohan – dan juga cucu-cucu dan anak-anak tercinta, karena foto-foto Instagram Ibu Ani adalah kebahagiaan bagi kami semua: warga pengungsi yang tak memiliki apa-apa selain air mata.
Ibu Ani yang terhormat, demikian surat Instagram kami. Karena kami tak tahu Istagram itu apa maka mohon maaf yang sahaya tahu adalah telegram di kampung kami dulu. Sahaya pikir dengan menulis Instagram ini, yakni istagram tanpa foto karena tak memiliki tustel, maka pesan yang sahaya sampaikan rasanya sampai. Kami warga korban gunung berapi hanya membutuhkan gambar-gambar yang indah hasil jepretan Ibu Ani di Instagram. Kami di pengungisan sudah puas dan bahagia meskipun kami sakit, kurang makan, kurang pakain, tak memiliki tempat bekerja karena pertanian kami hancur, anak-anak mahasiswa kami sebanyak 25,000 terancam tak bisa bayar uang kuliah dan makan, namun itu semua tak penting. Yang penting kami menonton foto-foto Instagram Ibu Ani sekeluarga yang berbahagia. Itulah rentetan nestapa duka derita sengsara kami selama enam bulan letusan Gunung Sinabung paling dalam yang Ibu tak pernah pikirkan – sama dengan suamimu dan para menteri yang sibuk nyaleg lagi.
Salam bahagia ala saya Ibu Ani Yudhoyono yang cantik jelita bulat sempurna.
(sumber: http://whatanews.net/surat-terbuka-korban-sinabung-kepada-ibu-negara-yang-dihapus-oleh-kompasiana/)

Thursday

How to Act Like A Lady

Walk the Walk: Ten High Standards of Behavior Women in Male-Dominated Industries Should Always Follow
By Roxanne Rivera 



When you were growing up it is likely that at one point or another your mother or another female relative instructed you to “act like  a lady” for a certain  event or meeting with  a respected person.  Her  goal was  to  ensure  that you  gave  others  the respect  they deserved and invoked them to respect you. Hopefully you learned this lesson as a young girl, because “acting like a lady” is very important in business.  That’s right. When you act like a lady you get respect, and when you get respect people will want to work with you. This is extremely important for women working in male-dominated industries. When a woman conducts herself with a high standard of proper behavior, the men she interacts with will feel flattered and respected. And guess what happens? They become easier to work with and more open to what we have to say.  According to the American Heritage Dictionary, a lady is a well-mannered and considerate woman with high standards of proper behavior. What exactly are these high standards of behavior? Here are ten examples that will help you gain respect from men and women alike. 



1. Do not ever, ever, ever, even if you are tempted to do so, curse. Words can pack a powerful punch. I used the F word exactly one time in 22 years. I used it in a conversation with my business partner when I was exasperated beyond anything I had ever felt. It was 100% effective and accomplished what I wanted. Why? It had so much impact because I had never used it before, and I probably never will again. Women might think that using curse words will cause their male colleagues to view them as having moxy. In actuality your male colleagues will respect you more if you avoid the use of such words.  


2. Do not shriek, yell, or scream at anytime.  The only time a lady should shriek,  yell, or scream is when you, your computer, or the building is on fire. Negative motivation does not work, therefore should never be used. Yelling is self-indulgent and spoiled behavior, so I always left it to the men. If you have a problem with a colleague, speak softly and slowly, but firmly. Handle any problems professionally and with respect for the other person’s humanity. I ’ve always found that calmly explaining a problem I ’ve had in a given situation was much more effective than screaming about why I am angry. 


3. Dress appropriately. Oscar Wilde said, “I can resist anything, except temptation.”  Do not dress in a tempting manner. This does not mean dress like a man. It simply means to avoid skirts that are too short and tops that reveal cleavage. I have always dressed in an extremely feminine manner. The fact that I worked in the construction industry did not prevent me from wearing high heels and dresses. Quite frankly, I think that the fact that I did dress in a feminine manner suited me. But I was never over the top. It is important to always dress in a way that commands respect, and that allows you to be taken seriously and judged on your merits—not on your looks. 


4. Be considerate. In this day and age, simple kind consideration is almost considered gauche. But, being considerate of men’s feelings is crucial to being a lady. All of the women I interviewed said that one of the most surprising things that they have learned about men is how vulnerable they are. Men do have feelings and although they go to great pains to hide them, be assured that they are there. Ask how their families are, ask how they are feeling. They may not give you the answer you want or they may be short, but your consideration will be remembered. 


5. Expect respect.  If you recognize your own power and assume that you are being heard and respected, you will be. Always respect yourself first. When you send that message out, it will be returned to you. We tend to challenge ourselves too much. If you don ’t have confidence in your power and ability, then how can you expect your male colleagues to do so? Remember that how you feel about yourself directly impacts your ability to gain and retain respect. Always be confident and expect respect. 


6. Have excellent manners. Gathering with your colleagues for the purpose of sharing food is one of the cornerstones of business. Table manners say a lot about who you are. Ladies always know how to conduct themselves in a social gathering. When I was a child, my mother sent me to an etiquette class. This was in the late 1960s and to this day, I use everything that I was taught. I know which fork to use; I know how to sit; and I know the proper way to stand. I have been on many advisory committees, many boards, and many commissions. My ability to handle myself with all sorts of people and to have impeccable manners has been invaluable. Following the rules of etiquette shows the people around you that you respect them, and you ’ll find that they will repay you with their respect. 


7. Know how to conduct a meeting. This is probably the most important piece of advice you ’ll hear. I know so many dynamic women who completely fall apart when being faced with the task of conducting a meeting. If you are going to be successful and excel in a man’s world, knowing how to conduct a meeting is essential. Poorly run meetings waste the time of their participants and certainly don’t paint the meeting leader in a very good light. If you are having trouble at meetings, I recommend that you buy Robert ’s Rules of Order. They work in every environment and will help you to run a gracious and efficient meeting. You will be more respected and more admired if you can do so.  



8. Know when to talk and when to shut up. Studies have shown that contrary to popular belief, men actually speak more than women in a business setting. Evidence shows that men dominate talking time in committee meetings, staff meetings, seminars, and task-oriented decision groups. One of the reasons that men dominate speaking in formal settings is because they tend to equate this behavior to status and power. Women, on the other hand, tend to want to make social connections and develop and reinforce friendships . Therefore, women are more willing than men to talk in a relaxed social context. If you want to not only survive and thrive in a male-dominated field, you need to turn this tendency around. You must speak up more in those meetings and keep the social talking to a minimum. Make an effort to give quality contributions and ask questions. Participate in an active way and you will be viewed as a valuable member of the group. 


9. Always be on time. I have many very successful women friends who are always late. I have just as many successful male friends who are always on time. What does being on time have to do with being a lady? Being late to an appointment, a luncheon, or a meeting is tantamount to saying to the person or people you are meeting that their time is not as important as yours. This is the ultimate display of bad manners. Being late damages your reputation in a male-dominated workplace, so if you want to be taken seriously and have your colleagues know that you respect them, you must be prompt. 


10. Know when to say no. There is an art to saying “No.” I never wanted to say no in my career, because I never wanted to be perceived as incompetent or uncooperative.  I also wanted my colleagues to think that I could do it all. Unfortunately, “doing it all” usually ends in you being stressed out, over-extended, and unable to give the right attention to what you need to accomplish on a daily basis. I came to realize that my inability to say no to colleagues or customers was really an inability to stick up for myself. I was showing a lack of assertiveness, not a quality a woman in a male-dominated industry wants to be lacking. When your plate is full and you know that you cannot take on anything additional, there is nothing wrong with saying no. It is better to say no than to run the risk of not being able to give a project the attention it needs to be a success. 


Being a lady in a business setting is not about trying to fit into the stereotypes of what women should be or how women should act. It is all about carrying yourself in a way that forces men and other women to respect you. If you aren ’t giving men any reason to look down on you or think that you don ’t have what it takes to be a success in their industry, then they will have no choice but to respect you and give you a chance to prove yourself. If you follow these high standards of behavior, you can’t go wrong. Not only will the people in your industry respect you, but you will have every reason to respect yourself.