Sunday

Dunia VS Bangsa Dinegaraku


Kadang saya miris kalo pulang lewat sebuah warnet penuh dengan anak-anak sekolah yang menghabiskan waktu mereka hanya bermain game online.  Bahkan pada saat liburan, mereka rela antri menunggu berjam-jam dan berdesak-desakan hanya untuk menunggu giliran agar bisa main game online. Padahal ada banyak hal nyata yang bisa mereka lakukan selain membuang-buang waktu dan uang pada dunia virtual yang hanya memberi kesenangan semu belaka. Siang dan malam, di warnet tertentu malahan buka 24 jam pun masih tetep rame. Dan tak sedikit dari mereka yang kena imbasnya pada pelajaran dan konsentrasi disekolah, kurang sociality, dan banyak kecendrungan lainnya.

Contoh diatas hanya satu dari sekian yang bisa kita temui disekeliling kita, bahwasanya bangsa Indonesia ini secara sadar ataupun tidak kita telah masuk di perang dingin teknologi modern. Bagi yang tau cara memanfaatkannya dengan baik maka ini menjadi peluang untuk maju dan bagi yang tidak, hanya bisa terlena dengan kesenangannya saja tanpa ada hal positif yang bisa memperbaiki kualitas hidup dirinya sendiri.

Tapi, tidak sepenuhnya kita bisa menyalahkan generasi muda Indonesia ini yang tidak sedikit telah salah tempuh memilih jalan. Karena mereka hanyalah bibit-bibit baru penggerak dan penerus bangsa yang sangat-sangat membutuhkan bimbingan. Tanpa bimbingan, pantas saja mereka terpecah-belah menjadi generasi yang produktifitasnya minim, padahal negara ini membutuhkan orang-orang berkualitas yang mampu membangkitkan semangat nasionalisme dan membawanya lebih maju serta bisa bersaing di kancah Internasional.

Faktanya, negara kita telah menerima banyak "ideologi pembodohan" yang terserap mentah-mentah dari luar negeri timur ini yang kaya akan kultur dan budaya serta kekayaan alamnya yang sangat melimpah ruah. Namun sudah dapat dipastikan apabila kita tidak memiliki system yang pintar untuk memajemen itu semuanya, wajar saja bila tangan asing ikut campur tangan dalam hal yang sudah sepantasnya menjadi hak kita tanpa campur tangan mereka.

Contoh lain misalnya rokok dan kendaraan bermotor. Dari data yang telah dibuktikan bahwa Israel merupakan negara produsen rokok terbesar dunia, tapi negara mereka SANGAT MELARANG penduduknya merokok. Karena mereka percaya, orang-orang yang merokok hanya melahirkan keturunan bodoh dan mereka agak mendiskriminasi orang-orang yang merokok ini, samapula halnya dengan negara Singapura yang menjadikan warganya yang perokok sebagai penduduk kelas 2. Yang artinya keterbatasan dalam hal pendidikan, lapangan pekerjaan dan lainnya.

Sedangkan di Indonesia, kita termasuk negara dengan sifat konsumeris rokok terbanyak didunia. Berbanding terbalik bukan?
Dan sebelum saya simpulkan, pernahkah anda menyadari bahwa kita termasuk pengguna kendaraan bermotor terbanyak pula? Lihat di Jepang, sebagai salah satu negara produsen kendaraan bermotor dan kita merupakan konsumen terbesar mereka, Jepang mempersulit penduduknya untuk dapat memiliki kendaraan bermotor sendiri. Pembelian motor dan mobil hanya bisa dilakukan dalam syarat-syarat tertentu dan pajaknya sangat tinggi sekali. Bahkan mereka berusaha menggunakan kendaraan bermotor seminim mungkin disana. Sungguh hal yang luar biasa yang dilakukan pemerintah mereka.

Lah sedangkan di Indonesia tau sendiri kalo mengenai kendaraan bermotor ini. Bagaimana sikap dan sifat pemuda-pemudi bangsa sekarang yang jauh lebih banyak menorehkan perbuatan yang tidak semestinya layak di wajah bumi pertiwi ini dibandingkan mengemban tanggung jawab dan memberikan prestasi demi mengharumkan nama bangsa.

Sudah jelas sekali bahwa negara kita menelan banyak sekali hal-hal seperti ini, dimana kita menjadi orang-orang pemakai tempat dimana para asing akan mengeruk keuntungan sangat banyak dan kita merasakan kerugian sangat besar. Itu hanya dari sekian contoh yang bisa saya jabarkan, belum lagi tambang emas freeport di papua yang sangat disayangkan sekali dikuasai asing. Kita ini seperti tuan rumah yang dibodoh-bodohi oleh tamu, ntah jadi apa kalo seperti ini terus dan generasi mudanya juga abal-abalan ngga jelas.

Masih anak kecil yang harusnya mereka dibekali agama dan pelajaran mendasar hitungan, teori serta praktek sosial dan alam tapi malah dijejali dengan cinta-cintaan. Lagu-lagu dan public figur yang menjadi panutan mereka yang harusnya mem beri pengarahan dan pencotohan yang baik malah tidak memikirkan ini sama sekali dan pura-pura bodoh asal mereka laris manis. FAAAKK!

Masih anak kecil yang harusnya ada di tempat pengajian, di tempat-tempat ibadah tapi malah lebih berminat nongkrong diwarnet, ngerokok, ngobat, nonton bokep bareng, pesta miras. Entah mau dibawa kemana nasib bangsa ini.

Kita hanya sebagian orang-orang yang "masih sadar" dan mengamati perubahan ini. Tapi jangan salahkan generasi muda apabila pembimbing mereka saja sudah tidak layak. 
Para koruptor lebih tidak merasa malu dibandingkan yang nyolong sendal. Girlband dan boyband tukang lipsync yang mengubah mindset remaja-remaja Indonesia larut dalam cinta-cintaan yang belum pada waktunya. Maka pantaslah ada banyak pemerkosaan, pencabulan di bawah umur. Masih ingusan saja sudah diajari erotisme, bagaimana dia bisa menangkal dan menyaring hal tersebut jika bukan lagi dari pelajaran agama dan sekolah yang ia dapatkan.

Negara ini sangat memerlukan pemuda-pemudi bangsa Indonesia yang maju dan kompeten serta beprestasti, berfikir cerdas dan berbudaya tinggi, bermoral dan memiliki kapasitas untuk membangun negara lebih baik lagi. Bangkitlah bangsaku! Bangkitlah Indonesiaku!

No comments:

Post a Comment

Thanks for visits. Please tell something for this post in comment form :)