Pada saat ini pesona game atau permainaan khususnya game yang berbentuk digital seperti sega, Nintendo dan lainnya sangat membius penggemarnya, terutama kalangan anak – anak dan remaja, tidak hanya tingkat kesulitan saja yang disediakan secara beragam. Tipe permainan sendiri juga disediakan secara beragam. Mulai dari ‘career’ atau yang bersifat karir personal, hingga yang bersifat kompetisi dimainkan dengan banyak kompetitor atau musuh juga ada.
Dan yang semakin menarik lagi dari perkembangan game adalah sifat personalisasi. Entah itu dalam jenis game balapan, perang hingga sepakbola, setiap pemain dimungkinkan untuk mendandani mobil, atau mengatur siasat perang, atau juga menyusun team atau kesebelasan sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Hal yang sangat luar biasa, karena pemain diijinkan untuk mempersonalisasikan diri mereka dalam setiap game yang dimainkan. Hal ini semakin mendekatkan imajinasi pemain ke dalam bentuk real virtual sebuah game. Sehingga mereka menjadi kecanduan dalam menggunakan atau mengakses game tersebut.
Candu yang di alami oleh anak – anak dan remaja ini memiliki berbagai macam dampak atau pengaruh, mulai dari dampak positif hingga dampak negative, meskipun dampak dari kecanduan game memiliki lebih banyak dampak negative bagi penggunanya, game masih memiliki dampak atau pengaruh positif bagi mereka yang hobi bermain, dampak positif yang mereka dapatkan seperti: tingkat imajinasi mereka yang meningkat, menjauhkan mereka dari hal – hal yang berbahaya seperti Narkoba dan pergaulan bebas, serta dampak positif game lainnya.
Sementara itu meski memiliki dampak positif dari penggunannya, game juga memiliki dampak negative bagi mereka, seperti: menurunnya prestasi belajar mereka karena seringnya bermain game tanpa belajar yang merupakan pekerjaan pokok dan utama mereka sebagai pelajar, tingginya tingkat kemalasan bagi para pecandu game, bayangkan saja jika mereka bermain hingga larut malam sehingga mereka malas bangun pagi dan sering terlambat berangkat sekolah, lemahnya kesehatan mereka dikarenakan jarang mengkonsumsi makanan yang memiliki karbohidrat dan protein, fenomena yang terjadi pada penggemar game adalah mereka lebih suka bermain game hingga berjam – jam hingga lupa untuk makan yang mengakibatkan lemahnya kesehatan mereka, Rendahnya tingkat spiritual para pengguna game, yang mana mereka lebih sering bermain game sehingga mereka lupa untuk menjalankan ibadah yang di syari’atkan oleh agama mereka, serta dampak – dampak negatif lainnya.
Selain itu banyak game electronik yang bukan sekedar hiburan yang canggih. Memang,permainan itu menguji keterampilan dan mengurangi kebosanan. tapi bukan itu saja, game electronik dapat mempertajam refleksi, dan penelitian menunjukan bahwa bermain game elecktronik dapat meningkatkan atensi visual. ada game bahkan mengasah kemampuan otak, matematika dan membaca. dan banyak game terbaru juga menyediakan ruang obrolan berbagai topik, bahkan di sekolah itu bisa jadi bahan pembicaraan yang menarik dengan teman teman.
Nah, untuk mendapatkan dampak baik secara maksimal dan memperkecil dampak buruk dari main game, ada beberapa tips yang dapat anda lakukan, seperti di bawah ini:
1. Batasi Waktu Main Game
Kalau sudah enak main game biasanya orang lupa waktu untuk berhenti dan melakukan kegiatan berguna lain. Di awal main game tetapkan waktu sekitar satu atau dua jam saja. Kalau perlu pasang jam weker untuk mengetahui batasan waktu.
Main game kelamaan dapat berdampak buruk pada tubuh kita, karena otak yang konsentrasi penuh pada game akan mengabaikan kegiatan penting atau kebutuhan tubuh seperti makan, minum, ibadah, mandi, tidur, istirahat, olahraga, bersosialisasi, dan lain sebagainya. Terkadang orang baru sadar setelah main game terasa pusing.
2. Jangan Main Game Tiada Akhir
Usahakan, pilih game yang tidak bikin kita kecanduan untuk memainkannya berbulan-bulan dan bertahun-tahun dan menghabiskan banyak waktu seharian untuk memainkannya agar menghasilkan game yang baik.
Tentu saja hal itu akan membatasi kita untuk mengetahui game-game baru lain, membuat penasaran terus, dan kadang bisa merasa malu jika status account game yang kita mainkan memiliki hasil yang rendah dibanding gamer lain. Alangkah baiknya jika kita gunakan waktu yang ada untuk kegiatan lain.
3. Hindari Game Sulit yang Memancing Emosi
Game yang susah terkadang bikin kita kesal dan akhirnya emosi dan marah-marah nggak jelas. Pencetan dan joystick pun bisa jadi sasaran kalau lagi kalap dan bisa dibanting, dipukul, diinjak, dan beragam tindak kejam lainnya.
Tidak hanya mesin konsol atau komputer PC/laptop saja yang jadi rusak. Tangan, kaki dan badan pun bisa sakit kalau melakukan tindak kekerasan pada benda mati yang keras dan padat. Hentikan main game jika sudah emosi dan langsung nonton teve untuk meredam amarah.
4. Mainkan Game yang Mengasah Otak
Ada banyak game yang bisa meningkatkan kemampuan berpikir otak kita seperti game puzzle, game kasus, game ingatan, game strategi, dan sebagainya. Ada juga game yang lucu bisa menghibur kita saat memainkannya.
Analisa game yang Anda mainkan, apakah dapat memberikan dampak positif serta bisa memberi hiburan atau kemampuan berpikir. Jika tidak memberikan apapun, berarti game itu hanya membuang waktu Anda saja.
5. Ajak Orang Lain Main Bersama
Main game beramai-ramai jauh lebih baik daripada main sendirian. Dengan mengajak teman, keluarga, tetangga, pacar, dan sebagainya main game kita akan mempererat hubungan kita dengan orang lain. Tentunya, selama game yang dimainkan cocok untuk dimainkan bersama-sama dan tidak bikin emosi.
Main game sendirian saja akan menghilangkan jiwa sosial kita dan dapat mengurangi jumlah teman kita dari waktu ke waktu. Teman kenalan dari main game online bukan teman nyata karena orang itu, bisa jadi, tidak jujur pada kita. Teman di kehidupan nyata jauh lebih berharga daripada teman maya.
6. Jangan Main Judi
Game yang melibatkan taruhan uang di dalamnya bisa dibilang judi. Jaman sekarang, game itu hadir dalam bentuk game elektronik seperti bola tangkas, judi kartu, game koin, dan game lainnya yang bisa dimainkan secara online dan bebas beredar di internet.
Judi bisa bikin kita miskin mendadak. Judi online, misalnya, semua sudah di-setting. Bandar tidak akan pernah rugi karena sistem sudah menetapkan berapa keuntungan bandar. Semua merugikan kita. Sebab, selain dosa, main game judi juga bisa bikin kita lupa waktu, lupa keluarga, dan pastinya, lupa sama Tuhan.
Sayangi uang Anda dan sebaiknya ditabung untuk bekal masa depan dan untuk jaga-jaga saat nggak punya duit. Hitung semua pengeluaran dari nge-game, seperti ongkos transpor, listrik, akses internet, makanan, minuman, bayar rental, dan lain-lain.
Hitung juga nilai waktu yang Anda buang percuma untuk main game seandainya waktu itu anda pakai untuk kegiatan yang menghasilkan.
Ada orang yang suka main game untuk mengejar hadiah tiket/kupon untuk ditukarkan dengan hadiah yang nilainya jauh lebih rendah dari uang yang telah kita keluarkan untuk main game. Hitung penghematan jangka panjang yang dapat anda lakukan jika semua uang itu Anda kumpulkan.
8. Jangan Main Game Bajakan
Bayangkan orang-orang yang sudah susah payah membuat game dengan modal uang besar, otak pikiran yang terkuras habis, serta tenaga dan keringat selama berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun.
Kita tinggal seenaknya beli game copy-an dari tukang bajak dengan harga yang sangat murah. Pengembang game tidak dapat apa-apa, penjahat tukang baja game dapat uang besar dan kaya raya. Kita pun akhirnya dapat dosa.
Kalau tidak punya uang banyak, usahakan tidak memainkan game komersial yang didistribusikan secara tidak gratis. Cari game-game yang bersifat free alias gratis lisensinya. Di internet kita bisa download game gratis, demo, dan game yang bisa dimainkan secara online langsung di internet tanpa menginstal game-nya.
9. Sayangi Tubuh Anda
Bisa jadi game yang dimainkan bikin pegal, capek dan lemas jika dimainkan terlalu lama. Bisa juga bikin jari tangan kita sakit dan banyak keluhan tubuh lainnya. Intinya kita harus mengetahui batasan ketahanan tubuh kita pada game yang ada. Jangan terlalu banyak main game yang tidak bagus untuk tubuh kita.
- Dampak game terhadap kinerja otak
PENURUNAN gelombang beta yang besar terjadi jika orang lebih banyak bermain video game. Beberapa studi melaporkan bahwa bermain video game dapat meningkatkan kecepatan detak jantung, tekanan darah, dan konsumsi oksigen cukup signifikan.
Di awal tahun 1990-an Richard Haier, seorang profesor psikologi dari University of California, Amerika Serikat, memantau cerebral glucose metabolic rates di otak pemain Tetris menggunakan PET scanner. Rate glukosa menunjukkan berapa banyak energi yang dikunsumsi oleh otak sehingga secara garis besar memperlihatkan seberapa keras otak bekerja. Haier mengukur level glukosa pemain Tetris pemula ketika sedang ‘sibuk’ mengatur susunan ubin jatuh dalam permainan tersebut. Kemudian level ini diukur kembali beberapa bulan berikutnya untuk pemain yang teratur bermain Tetris. Hasilnya, meski level kesulitan game Tetris bertambah dalam skala 7, level glukosanya malah semakin turun. Artinya, kenaikan kesulitan dalam game melatih pemain secara mental memanipulasi kesulitan mengatur balok-balok Tetris menjadi terasa lebih mudah. Akibatnya, kerja otak menjadi lebih ringan. Jadi, sangat mungkin anak yang kesulitan pelajaran matematika, misalnya, akan menjadi lebih terbiasa dan menganggap mudah, apabila dia sering berlatih game matematika.
- Dampak negatif
seperti merangsang kerja otak dan refleknya hingga menjadi lebih cerdik, serta meningkatkan koordinasi antara mata dan jari, efek negatif di luar manfaat yang diberikan juga terjadi. Beberapa orang percaya bahwa aksi kekerasan di video game atau media lain bisa mendorong perilaku yang tidak baik juga bagi pemainnya.
Beberapa studi menyimpulkan bahwa orang yang bermain game adegan kekerasan menjadi lebih agresif dan berpeluang untuk melakukan tindak kekerasan, serta berkurangnya perasaan ingin menolong sesama. Akan tetapi, kritikus juga berpendapat bahwa bukan game tersebut yang mengubah perilaku, tetapi memang sejak awal pemain tersebut punya kecenderungan bertindak kasar. Untuk itu, seorang ahli psikologi, Bruce Bartholow dari Universitas Missouri-Columbia, AS, dan koleganya menemukan bahwa orang yang bermain
game kekerasan menunjukkan respons otak yang berkurang terhadap gambar kekejaman yang asli seperti pertempuran senjata. Respons otak yang berkurang ini tidak terjadi ketika dihadapkan pada sebuah gambar yang menggugah emosi seperti hewan mati atau anak sakit. Menurutnya, mungkin hal ini berhubungan dengan kecenderungan berkelakukan keras.
Pengamatan unik lainnya juga pernah dilakukan untuk melihat bagaimana efek video game terhadap pemain. Sepasang kakak beradik memainkan sebuah game perlombaan balap mobil. Sama sekali bukan game yang mengandung nilai kekejaman atau kekasaran perilaku. Si adik memenangkan pertandingan ini. Tiba-tiba sang kakak berdiri dan memukul si adik sambil marah-marah. Keesokan harinya si adik bermain sendirian dengan jenis permainan lainnya. Kali ini ia gagal menyelesaikan satu level game. Karena jengkel, ia melempar game controler-nya dan berteriak pada layar TV “Kenapa kamu lakukan ini padaku?”.
- Gelombang Beta
Berkaitan dengan hal itu, seorang profesor dari Tokyo's Nihon University memimpin penelitian dengan mengamati efek video game terhadap aktivitas otak. Dengan 260 responden yang dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing adalah kelompok yang jarang bermain video game, kelompok yang bermain video game 1-3 jam dengan frekuensi 3-4 kali dalam seminggu, dan terakhir kelompok yang bermain 2-7 jam setiap hari. Ia memonitor gelombang beta yang mengindikasikan otak sedang aktif bekerja, kemudian tingkat ketegangan yang terjadi di area prefrontal otak, dan terakhir gelombang alfa yang muncul saat otak sedang beristirahat.
Hasilnya menunjukkan, penurunan gelombang beta yang besar terjadi jika orang lebih banyak bermain video game. Aktivitas gelombang beta pada kelompok yang bermain game 2-7 jam setiap hari hampir mendekati nol, bahkan ketika mereka sedang tidak bermain game. Selain itu, pengamatan ini menunjukkan bahwa mereka banyak menggunakan area prefrontal otaknya. Beberapa responden dari kelompok ini menyampaikan bahwa mereka mudah marah, sulit berkonsentrasi, dan punya persoalan bergaul dengan teman-temannya.
Dua poin pentingnya adalah bahwa penurunan aktivitas gelombang beta dan penggunaan area prefrontal otak bisa jadi berkorelasi terhadap perilaku agresif. Berikutnya, penurunan gelombang beta masih terus terjadi meski sudah berhenti bermain bahkan saat perangkat telah dimatikan, yang artinya efeknya masih bertahan. Jika memang otak dapat dipengaruhi oleh video game sehingga menciptakan perubahan perilaku, apakah itu berarti bahwa otak menganggap game sebagai sesuatu yang ril?
- Sikap Bijaksana
Beberapa studi melaporkan bahwa bermain video game dapat meningkatkan kecepatan detak jantung, tekanan darah, dan konsumsi oksigen cukup signifikan. Dengan kata lain, jika kecepatan detak jantung yang meningkat terjadi ketika bermain video game, artinya otak merespons video game seolah tubuh betul-betul dalam keadaan terancam.
Dengan segala keterbatasan manusia, kesimpulan dari penelitian-penelitian tersebut belum bisa dikatakan benar secara mutlak. Akan tetapi, tidak ada salahnya dijadikan sebagai salah satu referensi. Apa pun efek yang menyertai ketika seseorang bermain game hendaknya disikapi secara bijaksana. Tidak semua game menampilkan adegan kekerasan dan tidak semua orang peduli secara berlebihan pada kekalahannya saat bermain. Yang justru perlu diwaspadai adalah apabila hobi ini membuat lalai atas kewajiban bekerja, belajar, dan beribadah.