Assalamualaikum wr.wb
Ibu bupati yang terhormat,
kami dulu begitu mengidolakan ibu, karena ibu adalah sosok perempuan pertama yang mampu manjadi anggota DPRD Tenggarong (Kukar), dan manjadi Bupati wanita pertama di Tenggarong, kami yakin, kalau ibu bisa membawa nama perempuan dan kepentingan perempuan diutamakan dengan baik.
Tapi ternyata kami kecewa sama ibu, janji -janji ibu dimana, dengan mempertahankan tenaga honor di kukar, ibu seperti kacang yang lupa kulitnya, bukankah disaat ibu melakukan orasi untuk naik menjadi bupati, bendera honor selalu berkibar untuk mendukung ibu.
Ibu begitu mudah, mencerai beraikan jiwa nasional kami untuk Kukar, kami bertahun-tahun kerja sebagai tenaga honor, hanya karena kepentingan dan bahasa elit politik yang bilang “takut mengaji kami’ karena kami adalah sebuah kesalahan.
Astagfirullah bu, jangan seperti ini. Kami mencintai Kukar, banyak dari teman-teman kami sebagai Mahasiswa lulusan terbaik Pasca sarjana Universitas Mulawarman samarinda, khusus ingin mengabdikan diri kemajuan untuk Kukar, tapi apa yang kami dapatkan, kami dirumahkan, bahasa halus dari pemecatan. mengapa seperti ini bu? kami tidak marah bu. Kami hanya ingin ibu bersikap adil. Belum lagi, sahabat-sahabat kami, yang hampir 4 tahun bekerja di Desa-Desa pedalaman Kukar, harus diberhentikan, padahal pekerjaan itu adalah pekerjaan pokoknya. Sudah banyak air mata yang mengalir beriringan dengan aliran sungai mahakam ke Kota. Hanya saja ibu tak pernah menyadarinya.
Ibu sayang, ibu pernah mampu, bermilyaran membayar bantuan untuk Warga Yogya saat gunung Merapi meletus, serta membayar atraksi tahun baru terdasyat di Kalimantan dengan memecahkan rekor muri dengan kembang api terbanyak serta mendatangkan grup Slank menghibur tenggarong, tapi ibu merasa takut untuk memberi makan anak-anak ibu sendiri di kota Kutai tercinta ini,di negara Indonesia ini, Kami ini bukan musuh ibu. Kami ini anak-anak ibu, yang nanti di akhir zaman, akan di mintai pertanggung jawaban ibu atas mengurus kami.
Ibu Rita yang terhormat,
kami tidak peduli dengan kata-kata, selentingan yang mengatakan ibu adalah sebuah boneka Kukar, yang gampang di jadikan wayang staf-staf ahli maupun pihak2 yang tidak berwenang sebagai dalangnya, kami hanya ingin ibu bisa berdiri di depan kami, membela kami, membantu kami,, ibu adalah ibunda kami, janganlah bersikap zalim seperti ini. Karena Tuhan tidak pernah diam. Karena ciri-ciri seorang pemimpin yang baik ialah dia berani membantu rakyatnya. Berbicaralah bu!, jangan takut dengan ketidak adilan ini. Kami masih percaya sama ibu Rita. Mohon jangan zalimi kami bu.
Apakah ibu mau, kami bersifat anarkis? karena selama ini demo-demo tenaga honor selalu adem ayem, apakah ibu mau, kami memasang bom, atau ledakan-ledakan di depan kantor Bupati, baru ibu bisa mendengarkan kata-kata kami. mengapa harus seperti itu ibu. Jangan tutup mata dan telinga ibu, kami masih disini bu, perut kami kelaparan bu,, kami butuh pekerjaan. Tolong selamatkan kami bu, sebelum Azab Allah membungkam kota tercinta, Kutai Kartanegara.
Ibu Rita yang kami kagumi,,
Jadilah pemimpin yang arif bu, perbaiki masa lalu, songsong masa depan dengan menanam benih kebaikan. Karena Hanya “orang bodoh yang mengira kekuasaan dan harta bisa membuat dia bahagia” itu sebuah kutipan di baju putih milik joger. Kami harap ibu bisa paham dan mengerti ketidak puasan kami akhir-akhir ini.
Wassalamualaikum Wr Wb.
Kami, anak-anak ibu di tanah Kutai Kartanegara.
Kalimantan Timur, Indonesia.
sumber: http://politik.kompasiana.com/2011/02/03/surat-cinta-untuk-ibunda-rita-bupati-kutai-kartanegara-339370.html